Hal-Hal Sepele yang Bisa Berakibat Fatal di Jalan Tol!
Jalan tol menjadi solusi tepat untuk menghindari kemacetan. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melaluinya. Setiap pengguna jalan harus mematuhi aturan lalu lintas untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan bersama.
Mengemudi mobil secara sembarangan tidak hanya merugikan orang lain, tapi juga diri sendiri. Ketika terjadi kecelakaan, siapa yang rugi? Tentu saja diri sendiri, serta bisa berdampak pada orang lain. Itu sebabnya, diperlukan kehati-hatian saat berkendara.
7 Hal Sepele yang Berbahaya saat Mengemudi di Jalan Tol
Keselamatan harus diutamakan dalam berkendara karena kaitannya dengan nyawa diri sendiri dan orang lain. Agar tidak terjadi masalah yang fatal, sebaiknya hindari hal-hal sepele di bawah ini saat melewati jalan bebas hambatan.
-
Melajukan Mobil Terlalu Cepat/Lambat
Setiap lajur jalan bebas hambatan memiliki batas kecepatan tertentu yang harus dipatuhi setiap pengguna jalan. Jangan mengendarai mobil terlalu lambat karena dapat memicu tabrakan. Batas minimum kecepatan mobil adalah 60 km per jam.
Meski dilarang melaju terlalu pelan, bukan berarti pengemudi boleh melebihi batas kecepatan yang ditentukan.
Umumnya, batas maksimum laju mobil adalah 100 km per jam. Pastikan laju kendaraan tidak melewati batas minimum dan maksimum kecepatan agar perjalanan aman.
-
Mendengarkan Musik dengan Volume Tinggi
Saat berkendara, sebaiknya jangan memutar musik terlalu keras, apalagi sampai menggunakan earphone berteknologi noise canceling. Kebiasaan sepele tersebut bisa berakibat fatal karena pengemudi tidak bisa mendengar suara klakson pengemudi lain.
Biasanya, kendaraan lain akan membunyikan klakson ketika akan menyalip/mendahului sebagai peringatan.
Bunyi klakson juga sering dibunyikan secara terus menerus untuk memperingatkan kendaraan lain supaya minggir saat kendaraan mengalami rem blong.
Suara musik yang terlalu keras membuat pengemudi tidak mampu mendengar suara klakson tersebut, sehingga tidak mampu menghindari bahaya.
-
Tidak Memegang Setir dengan Benar
Keamanan berkendara di jalan tol juga ditentukan dari cara pengemudi memegang setir. Jika posisinya salah, daya kontrolnya juga ikut bermasalah.
Posisi memegang setir yang benar yaitu tangan kanan di titik arah jam 3 dan tangan kiri di titik arah jam 9. Memegang setir dengan satu tangan termasuk contoh mengemudi yang salah karena membuat arah laju mobil tidak terkendali dengan baik.
-
Tidak Jaga Jarak
Menjaga jarak dengan kendaraan di depan wajib dilakukan untuk memberi selang waktu pengereman yang cukup saat terjadi sesuatu. Tidak saling menjaga jarak menjadi salah satu pemicu tabrakan beruntun di jalan raya.
-
Berpindah Jalur Sembarangan
Setiap pengguna jalan boleh berpindah jalur, tapi tidak boleh melakukannya secara sembarangan. Sebelum berpindah, pastikan kondisi jalurnya aman dengan mengeceknya di kaca spion.
Jangan lupa nyalakan lampu sein untuk memberi sinyal ke kendaraan di belakang bahwa Anda ingin berpindah jalur. Berpindah jalur tanpa menyalakan lampu sein dan mengecek kondisi jalan dapat menyebabkan tabrakan beruntun.
-
Membiarkan Lampu Rem Mati
Setiap bagian mobil dirancang secara khusus untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan pengemudi serta pengguna jalan lain. Itu sebabnya, tidak boleh ada komponen yang rusak termasuk lampu rem mobil.
Lampu rem berfungsi untuk memberi tanda bahwa mobil Anda akan berhenti/berkurang kecepatannya. Dengan begitu, kendaraan di belakang bisa menyesuaikan kecepatannya agar tidak terjadi tabrakan.
-
Melaju di Bahu Jalan
Fungsi bahu jalan berguna untuk pemberhentian kendaraan yang mengalami kondisi darurat (mogok), bukan untuk dilewati mobil. Kebiasaan ini bisa memicu tabrakan dengan kendaraan yang sedang berhenti karena mogok.
Jangan lakukan hal-hal sepele tersebut di jalan tol agar perjalanan tetap nyaman dan aman hingga sampai ke tempat tujuan.